#part 03
Hi guys, sebelumnya aku makasi banget ya karena udah
nyempetin mampir di blog aku.
Belakangan ini aku sering mikir soal kegalauanku yang dulu.
Ya kita semua pasti pernah ngalamin yang namanya broken heart kan. .dan jujur
saat kesendirianku sekarang ini aku belajar banyak hal. Too much. Mulai belajar dari yang namanya kejujuran, ketulusan,
kehilangan, dan banyak lagi hal-hal yang baru aku mengerti, tentang cinta.
Dulu saat kita masih kecil kita belum mengenal apa itu
cinta, pasangan dan kekasih. Yang kita tahu adalah cinta kedua orang tua kita,
pasangan itu adalah Mama dan Papa kita, sepasang kekasih yang begitu nyayangin
dan manjain kita. Sekarang disaat aku mulai dewasa, aku belajar banyak dari
semua itu. Dari mulai hal yang paling sepele sampai hal-hal besar. Aku belajar
bahwa cukup hanya dengan mendengarkan pasangan kita bercerita, curhat mengenai
kegiatannya hari ini, kejadian menarik apa aja yang dia alami diluar sana itu
udah lebih dari cukup untuk membuat dia tersenyum. Membuat dia membagi separuh
dari beban di pundaknya kepada kita. Bahkan membagi separuh kebahagiaan yang
dia dapat kepada kita. Beneran, hal ini bisa bikin kita jadi nyaman dan bahagia
banget. Kita bisa saling shared, apa aja sama dia. Jangan pernah jadiin dia pacar
kita aja, tapi jadiin dia sebagai sahabat terbaik kita, kakak kita, bahkan
orang tua kita.
Ada saat-saat dimana aku ngerasa kalo sendiri itu memang
lebih baik. Tapi ada juga moment
dimana aku ngerasa galau banget karena sendirian, ga punya pacar yang biasanya
selalu ada dideket aku, disamping aku, kehilangan pundak untuk bersandar,
kehilangan tangan yang biasanya bakalan nge-hapus air mata pas aku lagi
nangis. Dan tanpa aku sadarin bahwa
ternyata nggak semua kegalau-an kita itu harus kudu wajib kita bagi ke pacar
kita aja. Aku masih punya sahabat yang pastinya selalu ada buat aku, dengerin
semua unek-unek dihatiku, ngehiburku, bahkan nggak segan-segan membagi pundaknya
untuk aku bersandar, ngulurin tangannya buat nge-hapus sebanyak apapun air
mataku.
Terkadang ada banyak alasan yang bikin kita lupa siapa kita
dan memaksakan diri kita berusaha keras untuk
yang ternyata nggak sesuai dengan harapan, salah satunya perasaan. Aku bukan
orang yang selalu bahagia dengan perasaan bahkan kalaupun aku harus
mengorbankan air mataku. Aku tahu kalau air mata itu bukanlah alat yang membuat
mereka luluh dan tahu perasaan kita. Kita sering berpura-pura disaat kita
sedang terpuruk. Banyak alasan yang membuat kita berpura-pura, entah itu karena
kita ingin terlihat baik-baik aja didepan orang lain atau karena kita ingin
menguatkan diri kita sendiri dengan banyaknya masalah kita. Nggak sedikit orang
yang menjawab “Gue baik-baik aja kok.” Lalu tersenyum disaat mereka ditanya
tentang masalahnya. Padahal didalem hatinya dia lagi ancur seancur-ancurnya.
Kalo cewek biasanya pasti langsung nangis diam-diam dikamar. Terluka diam-diam.
She need
times to herself. Tapi kalo cowok biasanya langsung mengalihkan
pikirannya ke hal-hal lain yang mereka rasa cukup mampu membuat mereka lupa
sama masalahnya.
Aku selalu yakin bahwa semuanya akan baik-baik aja, aku
selalu ngeyakinin diri aku kalo pasti kuat dan mampu untuk ngelewatin semuanya.
And finally, aku berhasil. Walaupun
diawalnya aku ngerasa down banget,
tapi semua keyakinan itu tanpa sadar udah jadi mindset dalam pikiranku. Sisanya kita hanya tinggal memperbaiki
diri, introspeksi, dan yang paling penting selalu berdoa. Dengan mendekatkan
diri sama Sang Pencipta hati kita jadi tenang. Karena kalo nggak gini otak kita
bakal proses yang buruk terus tentang kehidupan, so fucking tired guys.
Perasaan galau lebih baik jangan dipelihara terlalu lama guys, karena nggak baik buat hati sama
pikiran kita. Stay to positive thinking.
Kita semua tau kalo itu nggak gampang, tapi kita harus bisa me-mindset pikiran kita tentang hal-hal
positif didepan yang menanti kita.
Segitu dulu postingan dari aku, semoga semua yang lagi galau
bisa cepet memulihkan hati dan pikirannya. Selanjutnya memandang kegalauan itu
dari sisi lain yang lebih positif.
Thanks for reading J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar